Jenis dan Cara Pemakaian Pupuk Daun

Posted On // Leave a Comment
Sumber : Jenis dan Cara Pemakaian Pupuk Daun

Pupuk daun saat ini, sudah menjadi pupuk yang akrab dengan petani. Hal ini karena beberapa keuntungan pupuk daun sudah dirasakan berguna bagi keberlangsungan usaha budidaya pertanian. Di pasaran, pupuk daun diperdagangkan dengan bentuk dan jenis yang bermacam-macam. Jika tidak jeli, kita akan dibuat bingung dalam menentukan pilihan produk pupuk daun mana yang akan dibeli.

Pupuk daun dipasaran dijual dengan 2 fase, yakni pupuk daun padat dan pupuk daun cair. Pupuk daun cair berupa cairan pupuk pekat yang diencerkan untuk kemudian disemprotkan ke daun tanaman. Contoh sederhana pupuk daun cair di pasaran adalah pupuk Metalik, Bayfolan dan Biolan. Sedangkan pupuk daun padat adalah pupuk daun yang berupa kristal halus dan atau tepung yang dalam aplikasinya juga diencerkan terlebih dahulu menggunakan pelarut untuk kemudian diseprotkan ke tanaman. Contoh sederhana pupuk daun padat di pasaran adalah pupuk Gandasil, Growmore, dan Gandapan.

Berdasarkan bahan pembentuknya, pupuk daun juga dibagi ke dalam 2 jenis. Pertama adalah pupuk daun yang dibuat dari bahan anorganik dan yang kedua adalah pupuk daun yang dibuat dari bahan organik. Pupuk daun anorganik biasanya tersedia banyak jumlah dan jenisnya di toko obat. Pupuk daun organik dapat diproduksi sendiri dari bahan-bahan anorganik seperti air seni hewan yang telah difermentasi, ekstraksi limbah organik, dan lain-lain.

Berdasarkan kandungan haranya pupuk daun dibagi ke dalam 3 jenis, yakni pupuk daun yang mengandung hara makro, pupuk daun yang mengandung hara mikro, dan pupuk daun yang mengandung hara makro dan mikro secara bersamaan.

Jenis dan Cara Pemakaian Pupuk Daun
Gambar Pupuk Daun

Cara Pemakaian Pupuk Daun

Dalam mengaplikasikan pupuk daun ke tanaman, kita membutuhkan alat semprot atau sprayer agar kemudahan, efektivitas, dan efisiensi penggunaan pupuk ini dapat optimal.  Tidak seperti pupuk akar, aplikasi pupuk daun dilakukan dengan terlebih dahulu mengencerkan pupuk ini pada pelarut hingga konsentrasi tertentu yang telah dianjurkan. Pengenceran dilakukan di dalam sebuah wadah dan di aduk hingga merata sama seperti pengenceran yang dilakukan pada aplikasi pestisida. Setelah pupuk daun diencerkan dengan merata, larutan tersebut kemudian dimasukan ke dalam tangki semprot untuk kemudian di semprotkan ke daun tanaman.

Dalam kegiatan penyemprotan, ada satu hal yang umumnya tidak dipahami oleh petani. Hal tersebut adalah mengenai letak atau bagian daun yang disemprot. Kebanyakan petani mengaplikasikan pupuk daun dengan cara menyemprotkannya pada bagian daun yang menghadap ke atas. Hal ini dipilih karena dari segi aplikasinya, cara ini lebih mudah diterapkan. Padahal sebetulnya, untuk memperoleh hasil yang optimal dari pemupukan dengan pupuk daun, bagian daun yang disemprot adalah helaian daun yang menghadap ke bawah. Helaian daun yang menghadap ke bawah adalah bagian daun yang memiliki jumlah stomata yang terbanyak dan seperti yang kita ketahui bahwa pupuk daun diserap oleh tanaman melalui stomata yang terdapat di daun.-
[Read more]

Syarat Tumbuh Tanaman Teh

Posted On // 1 comment
Sumber : Syarat Tumbuh Tanaman Teh
Tanaman teh karena berasal dari sub tropis, maka cocok ditanam di daerah pegunungan. Garis besar syarat tumbuh untuk tanaman teh adalah kecocokan iklim dan tanah.

Syarat Tumbuh Tanaman Teh
Tanaman Teh (Camellia sinensis)

Iklim
Faktor iklim yang harus diperhatikan seperti suhu udara yang baik berkisar 13 - 15 derajat C, kelembaban relatif pada siang hari > 70%, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih 2 bulan. Dari segi penyinaran sinar matahari sangat mempengaruhi pertanaman teh. Makin banyak sinar matahari makin tinggi suhu, bila suhu mencapai 30 derajat C pertumbuhan tanaman teh akan terlambat.
Pada ketinggian 400 – 800 m kebun-kebun teh memerlukan pohon pelindung tetap atau sementara. Disamping itu perlu mulsa sekitar 20 ton/ha untuk menurunkan suhu tanah. Suhu tanah tinggi dapat merusak perakaran tanaman, terutama akar dibagian atas. Faktor iklim lain yang harus diperhatikan adalah tiupan angin yang terus menerus dapat menyebabkan daun rontok. Angin dapat mempengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pada penyebaran hama dan penyakit.

Tanah
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh adalah tanah yang serasi. Tanah yang serasi adalah tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak terdapat cadas dengan derajat keasaman 4,5 – 5,6. Tanah yang baik untuk pertanaman teh terletak di lereng-lereng gunung berapi dinamakan tanah Andisol. Selain Andisol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik. Kedua jenis tanah ini terdapat di daerah yang rendah di bawah 800 m dpl. Dalam rangka pembukaan dan pengelolaan kebun perlu dilakukan survei tanah agar diketahui klasifikasi kesesuaian tanah dan kemampuan lahan. Kesesuaian tanah yang ada dibagi kedalam kategori I, II, dan III. Sedangkan kemampuan lahan menghasilkan peta yang berisi kemiringan lahan, ketebalan tanah, peta kemampuan lahan dan peta rekomendasi penggunaan lahan.

Elevasi
Sepanjang iklim dan tanah serasi bagi pertanaman teh, elevasi tidak menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman teh. Terdapat kaitan antara elevasi dan unsur iklim seperti suhu udara. Makin rendah elevasi pertanaman, suhu udara akan makin tinggi. Oleh sebab itu pada daerah rendah diperlukan pohon pelindung untuk mempengaruhi suhu udara menjadi lebih rendah sehingga tanaman teh tumbuh baik. Menurut keserasian elevasi di Indonesia terdapat tiga daerah, yaitu:
1. Daerah rendah < 800 m di atas permukaan laut
2. Daerah sedang 800 – 1.200 m di atas permukaan laut
3. Daerah tinggi > 1.200 m di atas permukaan laut
Pengaruh suhu udara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh sehingga mutu yang dihasilkan tergantung dari tempat teh itu ditanam. Umumnya aroma teh yang dihasilkan pada daerah tinggi lebih baik daripada daerah rendah. Perkebunan teh di Indonesia terdapat pada keserasian elevasi cukup luas, sekitar 400-2000 m dpl.
[Read more]

Bakteri Penambat Nitrogen dari Udara

Posted On // Leave a Comment
Sumber : Pupuk Hayati Pemasok Unsur Nitrogen
Atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah besar (78 %). Terdapat jenis bakteri di alam yang memiliki kemampuan menambat nitrogen (N) udara yang selanjutnya diubah menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman. Bakteri tersebut ada yang hidup bebas (non simbiosis) dan ada yang hidup bersimbiosis dengan tanaman. Saat ini mikroorganisme yang banyak dimanfaatkan untuk pupuk hayati diantarnya Rhizobium, Azospirillum dan Azotobacter.



Rhizobium
Diantara bakteri yang bermanfaat, Rhizobium yang paling banyak digunakan untuk pupuk hayati. Koloni Rizobium bersimbiosis dengan akar tanaman legum membentuk bintil akar yang berperanan dalam penyematan nitrogen.  Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar legum mampu menyemat nitrogen 100-300 kg N / ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk tanaman berikutnya.  Permasalahn yang perlu diperhatikan sangan dipengaruhi oleh jumlah bakteri Rhizobium yang ditambahkan dan jenis tanaman legum. Biakan rhizobium isolasi dari bintil akar tanaman legum, kemudian dipilih strain yang efisien dan dikembang biakkan dilaboratorium. Biakan murni Rhisobium ini kemudian dipergunakan sebagai bibit dalam pembuatan pupuk hayati dengan menggunakan media tumbuh tanah gambut.

Azospirillium sp
Azospirillum mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Bakteri ini banyak diketahui mampu berasosiasi dengan tanaman jenis rumput-rumputan, termasuk beberapa jenis serealia seperti jagung, cantle, gandum. Ada tiga jenis bakteri yang dikembangkan sebagai pupuk hayati dari spesies ini yakni, Azospirillum brasiliense , Azospirillum lipoferum dan Azospirillum amazonense. Infeksi yang disebabkan bakteri Azospirillum tidak menyebabkan perubahan morfologi perakaran, sebaliknya dapat meningkatkan jumlah akar rambut , sehingga lebih efektif dalam penyerapan unsur hara. Disamping potensi menambat nitrogen dari udara Azospirillum juga dapat mengefisienkan penyerapan nitrogen dan menurunkan jumlah kehilangan nitrogen akibat pelindihan serta kehilangan akibat denitrifikasi.

Azotobacter
Azotobacter spp termasuk bakteri non simbiosis yang hidup disekitar perakaran. Dijumpai hampir pada semua jenis tanah tetapi populasinya relatif rendah. Selain kemampuannya menambat nitrogen, bakteri ini juga mampu menghasilkan sejenis hormon pertumbuhan dan mampu menghambat pertumbuhan jenis jamur tertentu. Ada dua pengaruh positif Azotobacter terhadap pertumbuhan tanaman yakni, mempengaruhi perkecambahan benih dan memperbaiki pertumbuhan tanaman.
[Read more]